Ospek
atau masa orientasi, mungkin ketika anda mendengar kata ini anda akan diarahkan
oleh imajinasi anda kepada hal-hal yang tidak masuk akal, merepotkan, dan tidak
mendidik sama sekali. Saya sangat heran dengan budaya pendidikan yang satu ini,
kenapa masih terus saja di lanjutkan? Saya sendiri sekarang sudah kuliah di
salah satu perguruan tinggi negri di Bandung, dan jangan salah saya juga pernah
di ospek yang “aneh” dari mulai pertama masuk SMP, SMA, sampai pada waku baru
masuk kuliah pun saya tak lepas dari budaya seperti ini.
Sampai
sekarang saya masih bertanya-tanya sebenarnya apa sih tujuan di adakannya ospek
seperti ini? Aneh-aneh aja bukan budaya di kita yang satu ini, sepertinya di
Negara kita ini sangat sulit sekali menghilangkan budaya perpeloncoan (memarahi
sambil membentak-bentak misalnya, dan masih banyak contoh yang lainya yang
lebih tidak manusiawi), penindasan, dan kesenjangan antara junior dan
seniornya. Saya juga sampai sekarang bertanya-tanya sebenarnya mulai terlahir
sejak kapankah ospek yang seperti ini terjadi?
Saya
akan coba menmbandingkan hal-hal yang tidak masuk akal itu dengan logika,
seperti yang anda mungkin alami ketika anda akan ospek di hari pertama, anda
pasti disuruh membawa hal-hal yang cukup aneh sebagai persyaratan mengikuti
orientasi ini yang biasanya di “wajibkan” bagi seluruh siswa baru untuk
mengikutinya. Yang biasanya akan anda bawa pertama kali ialah papan nama segede
plat nomor kendaraan “persyaratan ini tidak pernah absen dari mulai saya ospek
SMP sampai SMA bahkan pas ospek kuliahan pun masih aja ada” sempat saya
berpikir dalam kegilaan otak saya untuk ngasih lampu LED di atasnya “biar keren
blink-blink” waktu ospek pas malam hari, biar kelihatan tuh papan namanya di
malam hari. Menurut hemat saya kartu identitas itu ya sewajarnya aja, seperti
kartu ujian besarnya lah, jangan lebay kaya gitu “mau saingan sama plat nomor
kendaraan kepolisian?”
Hal
yang aneh selanjutnya yang biasa kita pakai adalah topi, entah itu topi
ulangtahun yang bentuknya kerucut atau topi apalah yang bentuknya cukup aneh
bila dipakai di lingkungan sekolah, biasanya disuruh buat pakai kertas karton.
Harusnya sih cukup topi sekolah yang biasa aja yang sering kita pakai pada
tingkatan sekolah sebelumnya. Itu lebih dari cukup untuk membedakan antara
murid baru dan kakak kelas.
Untuk
hal ketiga ini menurut pengalaman saya sendiri hal ini tak pernah absen absen
dari ospek yang saya ikuti dari mulai SMP sampai pas baru masuk Kuliah yaitu
kalung dengan pernak pernik aneh. Isisan pernak perniknya biasanya sih permen,
nah saya berpikir lagi kali ini, kalau tidak salah ketika saya masuk SMP dan
SMA kami sebagai siswa dilarang menggunakan kalung, “biasanya ada razia untuk
hal ini” tapi kenapa hal ini dilakukan dimasa orientasi? Bukannya sudah jelas dilarang
pakai pernak-pernik seperti ini terutama bagi laki-laki. Lah ini malah pas
pertama kali kita masuk disuruh pakai kalung. Heran…
Keempat
hal yang biasanya kita bawa ketika ospek yaitu sabuk, anda pasti sudah menebak
ini bukan sabuk biasa, sabuk dengan pernak-pernik aneh lagi tentunya, kita
lihat kembail ketidak konsistenan yang terjadi. Ketika kita, saya khususnya
ketika masuk ke SMP dan SMA saya dilarang memakai sabuk yang selain sabuk hitam
polos. Lalu apa maksud ospek ini? Mungkin hanya untuk bahan ketawaan senior aja
kali ya… Aneh… kalau pakai sabuk ya sewajarnya aja lah.
Hal
yang kelima, yaitu tas dan lagi-lagi ini bukan tas biasa, biasanya tas ini
dibuat dengan mengguanakan karung beras atau terigu, dan malah ketika saya
masuk kuliah saya disuruh membuat tas dari plastic besar buat sampah. Hal apa
yang ada di benak anda ketika hal itu dipakai, seperti apa ya?. Menurut saya
ospek ini sering dijadikan sebagai perendahan harga diri Junior dari mata
Seniornya, Kalau bukan itu alasannya, lalu apa coba?
Selanjutnya kita akan mengupas soal kegiatan yang dilakukan ketika ospek berlangsung pada umumnya kegiatannya sekedar pengenalan terhadap lingkungan sekolah dan berserta isinya, pengenalan organisasi, pengenalan ekstrakulikuler, dan kadangkala ada saja hal-hal yang aneh, yang mungkin sering sekali adalah kejutan ulang tahun dengan cara menyalahkan orang yang ulang tahun “sebetulnya ini ospek atau acara ucup salah”. Dimulai ketika saya masuk ospek pas kuliah, ada hal yang saya soroti sebagai hal yang cukup aneh bagi saya, yaitu ketika makan, apa yang membuat saya sangat menyoroti hal kecil seperti ini, pertama yaitu waktu makan yang singkat hanya 15 menit, padahal kita itu membutuhkan waktu minimal 20 menit untuk mencerna makanan dengan baik, kedua, makanannya itu banyak sob! “iseng banget “ padahal ketika makan sebelumnya ga sebanyak ini dan cenderung simple. Bahkan ada aja panitia yang sempat mengusulkan 10 menit, :ngakak saya dengarnya: kalau boleh saya nantangin tuh panitia yang ngomong pasti parah tuh makannya langsung telen-telen aja :gila aja tuh makanan bisa habis dalam 10 menit:
Saya
hanya ingin berpendapat bahwasannya hal-hal yang seperti ini sebaiknya
dihentikan saja, ospek boleh tetap ada asalkan kegiatannya positif bebas dari
perpeloncoan dan penindasan yang saya khawatirkan ketika ospek ini terus
berlangsung hanya akan terus memperpanjang rantai balas dendam. Bila anda yang
beralasan ospek itu penting bagi kedisiplinan, kebersamaan, melatih mental.
Oke, boleh saja akan tetapi lakukanlah
dengan hal-hal yang baik. Jangan sampai ada ospek yang berlebihan apalagi
sampai ada kontak fisik atau kekerasan psikis. Menurut saya ospek yang baik itu
adalah mengenalkan lingkungan sekolah, visi dan misi sekolah, mengenalkan
fasilitas sekolah, mengenalkan guru/dosen dll. Bahkan saya pernah sampai tidak
mengenal laboratorium “ga tau tuh di dalamnya ada apa aja”. Harusnya hal yang
beginian masuk dalam kegiatan ospek. Senior yang gila hormat kelaut aja deh!
Kalau anda mau di hormati maka hormati dulu orang lain, berpakaian rapi, ramah,
dan kalau bisa tunjukan bahwa kamu berprestasi. Di jamin deh kamu bakal
dihormatin baik itu oleh teman-temanmu ataupun adik kelasmu. Biasanya ini ciri
ospek yang sudah mulai ngaco dan ga bener perhatikan kata ini “ospek itu harus
kata senior, ga penting kata junior” jikalau anda ketika ospek si senior bicara
bahwa keputusan bersama para maba adalah final dan dihargai, tapi prakteknya si
senior selalu melakukan interupsi dan pada akhirnya semua keputusan gimana dia.
Gak beres itu namanya! Memang ga gampang membuat ospek yang cerdas dan
mendidik. Tapi kita pasti bisa membuatnya! buat para maba semangat aja buat
ospeknya hiraukan kata-kata senior yang suka membentak-bentak... Yang penting
tinggalkan cara lama yang menyesatkan. Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini dapat memotivasi anda agar anda dapat menyelenggarakan ospek yang berkualitas tanpa ada kekerasan fisik ataupun psikis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar